Mengatur cash flow sangat diperlukan agar kondisi finansial kita bisa lebih stabil. Tanpa pengaturan yang matang, finansial kita bisa berantakan.
Namun apa sebenarnya cash flow itu? Bagaimana cara mengaturnya? Pertanyaan-pertanyaan itu akan kami bahas dalam uraian di bawah ini.
Apa itu Cash Flow?
Cash flow adalah istilah dalam bahasa Inggris yang dalam bahasa Indonesia disebut juga dengan arus kas. Istilah ini mengacu kepada laporan pemasukan dan pengeluaran dalam periode waktu tertentu.
Selain untuk mengetahui laporan pemasukan dan pengeluaran, laporan ini juga diperlukan untuk menganalisis keuangan untuk mengetahui kondisi keuangan.
Bagaimana Cara Mengetahui Kesehatan Finansial Melalui Cash Flow
Lalu, bagaimana cara mengetahui apakah kondisi finansial sedang sehat atau tidak?
Untuk mengetahui hal tersebut, Anda perlu memperhatikan jumlah pengeluaran dan pemasukan. Jika pengeluaran lebih kecil daripada pemasukan, Anda memiliki cash flow positif yang mengindikasikan keuangan sedang sehat.
Kondisi keuangan yang tidak sehat ditandai dengan pengeluaran yang lebih besar daripada pengeluaran sehingga cash flow menjadi negatif.
Pemasukan dan Pengeluaran yang Harus Dicatat dalam Cash Flow
Telah dibahas sebelumnya bahwa pemasukan dan pengeluaran perlu dianalisis untuk mengetahui kondisi finansial. Berikut ini penjelasan lebih lengkap mengenai pemasukan dan pengeluaran yang perlu dicatat dalam cash flow.
Pemasukan dalam Cash Flow
Terdapat beberapa jenis pemasukan yang harus dicatat dalam kas keuangan. Berikut di antaranya.
Pemasukan aktif (Active income)
Pemasukan aktif atau active income adalah pemasukan yang Anda dapatkan secara rutin. Pemasukan ini didapatkan karena Anda bekerja atau berbisnis secara aktif.
Contoh active income misalnya adalah gaji yang diterima setiap bulan atau profit dari usaha sampingan yang Anda peroleh setiap minggu. Selain itu, ada juga pemasukan tahunan seperti Tunjangan Hari Raya (THR) dan juga bonus tahunan dari perusahaan tempat Anda bekerja.
Pemasukan pasif (Passive income)
Pemasukan pasif disebut juga dengan passive income. Pemasukan ini didapat dari aset investasi yang dimiliki. Tanpa bekerja, Anda bisa mendapatkan pemasukan ini.
Contohnya jika memiliki investasi saham. Anda bisa mendapatkan passive income dari kenaikan harga saham yang dimiliki. Selain itu, Anda juga mendapatkan pemasukan dari dividen yang dibagikan setiap tahunnya.
Pengeluaran dalam Cash Flow
Setelah mengetahui tentang pemasukan, Anda juga perlu mengenal pengeluaran. Inilah jenis-jenis pengeluaran yang harus Anda catat dalam laporan cash flow.
Pengeluaran tetap
Pengeluaran tetap mengacu kepada pengeluaran yang rutin dilakukan dengan jumlah yang tetap. Jumlah pengeluaran ini tidak bisa diubah.
Contohnya adalah pengeluaran untuk membayar sewa indekos. Setiap bulan, dana yang harus dikeluarkan tetap sama untuk membayar sewa. Contoh lainnya adalah pengeluaran untuk membayar langganan aplikasi seperti Netflix dan Spotify. Biaya untuk subscribe layanan daring ini tidak berubah.
Pengeluaran tidak tetap
Jenis pengeluaran yang satu ini hampir sama dengan pengeluaran tetap karena dilakukan secara rutin. Bedanya, pengeluaran tidak tetap memerlukan jumlah dana yang berbeda-beda.
Misalnya pengeluaran untuk kebutuhan makan. Jumlah uang untuk makan bulan ini mungkin akan berbeda dengan pengeluaran bulan lalu. Hal ini bisa dipengaruhi oleh faktor seberapa sering Anda makan di luar dan juga jenis makanan yang Anda beli.
Jika bulan ini Anda sering makan di luar dibandingkan bulan lalu, tentu pengeluaran untuk makan bulan ini akan lebih besar dibandingkan bulan sebelumnya.
Selain uang untuk makan, contoh lainnya adalah uang untuk kebutuhan transportasi. Kebutuhan untuk transportasi ini bisa berubah-ubah tergantung kepada seberapa sering Anda bepergian.
Sebelum masa pandemi, kebutuhan untuk transportasi mungkin lebih besar karena Anda harus pergi ke kantor setiap hari. Namun sekarang, Anda bisa lebih berhemat untuk biaya transportasi karena harus work from home.
Pengeluaran tak terduga
Berbeda dengan dua jenis pengeluaran di atas, pengeluaran tak terduga merupakan pengeluaran yang tidak direncanakan karena adanya hal mendesak yang harus dipenuhi.
Contohnya ketika smartphone Anda rusak dan tidak bisa dipakai. Mau tidak mau, Anda harus membeli smartphone baru karena gawai ini penting untuk keperluan pekerjaan.
Pengeluaran tak terduga bila tidak diantisipasi bisa mengganggu cash flow Anda. Dalam pembahasan berikutnya, kami akan menyampaikan bagaimana mengatasi pengeluaran tak terduga ini.
Pengeluaran untuk tabungan dan investasi
Last but not least, ada juga pengeluaran untuk tabungan dan pengeluaran untuk investasi.
Ketiga pengeluaran yang sudah dibahas sebelumnya diperlukan untuk memenuhi kebutuhan saat ini. Sementara itu, pengeluaran tabungan dan investasi diperlukan untuk memenuhi kebutuhan pada masa depan.
Banyak orang sering mengabaikan pengeluaran ini padahal tabungan dan investasi sangatlah penting. Jangan sampai Anda menghabiskan pemasukan hanya untuk memenuhi kebutuhan saat ini dan lupa untuk menabung dan berinvestasi.
Tips Mengatur Cash Flow
Anda sudah membaca pembahasan mengenai pengertian arus kas, pemasukan, dan juga pengeluaran.
Kini, kami ingin berbagi beberapa tips yang bisa membantu Anda mengatur cash flow agar tetap lancar.
Membuat budget pengeluaran dengan rasio sederhana
Pertama, Anda harus membuat budget atau anggaran pengeluaran. Agar lebih mudah, Anda bisa menggunakan panduan rasio sederhana yaitu 50-30-20. Ini berarti 50% dari penghasilan bisa dianggarkan untuk memenuhi kebutuhan, 30% dialokasikan untuk keinginan, dan 20% digunakan untuk menabung dan investasi.
Rasio tersebut bisa Anda ubah sesuai dengan kondisi finansial Anda, ya.
Rutin mencatat pemasukan dan pengeluaran
Tips selanjutnya yang wajib dilakukan adalah mencatat secara rutin setiap pemasukan dan pengeluaran Anda. Memang hal ini terdengar ribet tetapi tanpa pencatatan yang lengkap, Anda tidak bisa mengetahui dengan pasti kondisi keuangan Anda.
Evaluasi keuangan secara berkala
Terakhir, lakukanlah evaluasi keuangan secara berkala. Evaluasi ini sangat penting untuk mengetahui apakah pengeluaran sudah sesuai dengan budget yang Anda buat.
Anda juga bisa melihat pos pengeluaran mana yang berlebihan dan mana yang ternyata terlalu banyak alokasi dananya.