Emas berhasil bergerak rebound dalam perdagangan luar negeri di tengah berita bahwa Iran bersedia menghentikan program nuklirnya dengan imbalan pencabutan beberapa sanksi ekonomi. Inflasi yang masih belum sesuai dengan harapan dirasakan sebagai ketegangan yang mengangkat harga saham global dan dolar, dan sekaligus menekan harga emas.
Harga emas naik pada hari Senin, membalikkan kerugian awal dalam pergerakan rally di akhir sesi, ketika permintaan investasi options short-covering untuk mengimbangi melemahnya harga minyak mentah di pasaran menyusul kesepakatan mengenai program nuklir Iran.
Emas seringkali dipandang sebagai alat lindung nilai terhadap inflasi, dimana secara tradisional memiliki hubungan terbalik dengan tingkat suku bunga ketika permintaan untuk logam mulia meningkat di harga rendah.
Jika memang harga emas akan bullish di tahun depan, lebih banyak akan tergantung pada inflasi yang sangat ditakuti dari efek pelonggaran kuantitatif global walaupun harus menunggu bukti cukup lama. Tetapi saat ini, inflasi di AS, Eropa dan Jepang masih belum terlihat atau belum sesuai dengan target dari bank sentral.
ECB berpotensi masih akan terus membuat manuver pelonggaran lebih lanjut. Anggota dewan gubernur Kristen Noyer dan Ardo Hansson menyarankan agar ECB untuk memangkas suku bunga lebih lanjut jika diperlukan, khususnya ketika risiko disinflasi mulai terlihat di kawasan Eropa. Hansson juga mengatakan bahwa bank sentral secara ‘teknis siap’ untuk menerapkan suku bunga deposito negatif.
Pasar terus melihat tekanan deflasi, melemahnya Euro dan harga komoditas yang melunak, yang membuat semua outlooks tren negatif pada harga emas. Investor akan cepat berpaling kepada emas ketika mereka berusaha untuk melindungi nilai terhadap inflasi.
Pasar sangat berharap konfirmasi sidang senat AS dengan Wakil Ketua Federal Reserve, Janet Yellen pekan lalu akan mendorong harga emas naik, jika pernyataannya lebih dovish terkait peruncingan pembelian obligasi.
Pada pergerakan hari Senin kemarin, perdagangan emas dibuka pada kisaran USD 1242.23 per troy ounce. Sejak pembukaan market, emas sempat terkoreksi tajam dengan bergerak ke bawah menuju harga terendah hariannya pada kisaran USD 1225.03 per troy ounce. Harga emas kembali menguat terhadap dolar dengan bergerak ke atas pada kisaran USD 1253.66 per troy ounce. Akhirnya pergerakan emas di tutup pada kisaran USD 1251.13 per troy ounce. Pergerakan emas kembali mendapatkan kentungan terhadap dollar sebanyak USD 8.9.
Pergerakan emas pada grafik 4 jam-an terlihat kembali dalam kondisi bearish rebound dan saat ini harga emas berada di antara indikator simple moving average 20 dan 50 yang merupakan area support dan resistan bagi pergerakan emas. Indikator relative strength index (RSI 14) berada di level 50 dengan memberikan indikasi harga berada dalam kondisi bullish mixed. Demikian juga, indikator momentum 14 memberikan indikasi akan bergerak bullish minor.
Pergerakan emas pada grafik 4 jam-an terlihat berhasil melakukan fase rebound dengan bergerak ke atas. Jika upper line dari tools Andrew Pitchfrok dan resistan USD 1261.21 per troy ounce ditembus membuka kemungkinan emas akan melakukan fase rebound lanjutan menuju resistan USD 1294.91 per troy ounce. Sebaliknya jika harga emas kembali mendapat tekanan dari dollar maka emas akan bergerak ke bawah menuju support USD 1233.90 per troy ounce.
Fredy Rodo
Senior Consultant & Market Research
Disclaimer
Risk and Disclaimer
Setiap keputusan investasi haruslah merupakan keputusan individu, sehingga tanggung jawabnya ada pada masing-masing individu yang membuat keputusan investasi tersebut. AntamGold.com tidak bertanggung jawab atas segala keputusan investasi yang dilakukan oleh siapapun, baik itu mendatangkan keuntungan ataupun kerugian, dengan kondisi dan situasi apapun juga, yang diakibatkan secara langsung maupun tidak langsung.
Leave a Reply