Selama berbagai periode sejarah, koin emas banyak digunakan sebagai mata uang. Emas berharga dikarenakan tahan lama (tidak menimbulkan korosi) dan merupakan komoditas yang langka. Kendala ini menjadi beban bagi pertumbuhan ekonomi dunia dikarenakan kurangnya likuiditas sebagai konsekuensi dari kelangkaan relatif dari alat tukar.
Era mata uang fiat adalah suatu cara yang cerdik untuk menghindari kekurangan emas. Sayangnya kurangnya kedisiplinan dalam menjaga mata uang sebagai penyimpan nilai dengan menghambat pasokan membuat inflasi terdengar menjadi suatu lonceng bahaya dalam sistem mata uang.
Saat ini, naiknya suku bunga, dalam menanggapi ancaman pengurangan pembelian obligasi the Fed, akan menjadi lonceng bahaya yang tidak dapat dihindari untuk dolar. Kenaikan suku bunga akan memiliki efek langsung pada pemulihan pasar perumahan, tetapi secara tidak langsung juga akan terkena kepada sistem lain.
Sinyal jangka menengah masih dan berpusat pada pasar obligasi AS. Pasar obligasi akan benar-benar berdiri menjadi alat bantu untuk sementara ini. Utang jangka pendek digunakan sebagai jaminan untuk menjaga triliun dolar per hari sedangkan utang jangka menengah berfungsi sebagai sumber pengeluaran yang digunakan pemerintah. AS tidak hanya tergantung pada suku bunga rendah untuk pembayaran bunga obligasi tetapi juga pembeli domestik dan yang lebih penting investor asing.
Ketika suku bunga naik, spiral pelemahan dolar akan terlihat. Ketika pasar obligasi mengalami kecelakaan, The Fed akan memaksa Departemen Keuangan untuk melangkah masuk.
Faktanya, tidak semua orang mempunyai cukup uang di era hiperinflasi. Pada titik ini, Federal Reserve AS mungkin akan kehabisan pilihan dan kita akan melihat ke depan. Waktu untuk mempersiapkan adalah sekarang dengan berjalan ke sebuah toko dan membeli emas sebagai lindung nilai.
Pada pergerakan hari Jumat kemarin, perdagangan emas dibuka pada kisaran USD 1244.27 per troy ounce. Sejak pembukaan market, emas sempat terkoreksi dengan bergerak ke bawah menuju harga terendah hariannya pada kisaran USD 1240.60 per troy ounce. Harga emas kembali menguat terhadap dolar dengan bergerak ke atas pada kisaran USD 1254.67 per troy ounce. Akhirnya pergerakan emas di tutup pada kisaran USD 1251.13 per troy ounce. Pergerakan emas kembali mendapatkan kentungan terhadap dollar sebanyak USD 10.4.
Pergerakan emas pada grafik 4 jam-an terlihat kembali dalam kondisi bearish rebound dan saat ini harga emas berada di antara indikator simple moving average 20 dan 50 yang merupakan area support dan resistan bagi pergerakan emas. Indikator relative strength index (RSI 14) berada di level 49 dengan memberikan indikasi harga berada dalam kondisi bearish. Demikian juga, indikator momentum 14 memberikan indikasi akan bergerak bearish.
Pergerakan emas pada grafik 4 jam-an terlihat berhasil melakukan fase rebound dengan bergerak ke atas. Pecahnya resistan USD 1257.27 per troy ounce ditembus membuka kemungkinan emas akan melakukan fase rebound lanjutan menuju resistan USD 1277.21 per troy ounce. Sebaliknya jika harga emas kembali mendapat tekanan dari dollar maka emas akan bergerak ke bawah menembus garis tren yang berfungsi sebagai support hingga support USD 1225.03 per troy ounce.
Fredy Rodo
Senior Consultant & Market Research
Disclaimer
Risk and Disclaimer
Setiap keputusan investasi haruslah merupakan keputusan individu, sehingga tanggung jawabnya ada pada masing-masing individu yang membuat keputusan investasi tersebut. AntamGold.com tidak bertanggung jawab atas segala keputusan investasi yang dilakukan oleh siapapun, baik itu mendatangkan keuntungan ataupun kerugian, dengan kondisi dan situasi apapun juga, yang diakibatkan secara langsung maupun tidak langsung.
Leave a Reply