Meskipun memiliki tujuan yang sama yakni untuk persiapan keuangan di masa depan, investasi, tabungan dan dana darurat itu sebenarnya berbeda. Namun ketika krisis tiba, ada kalanya kita harus melanggar semua aturan yang ada, termasuk menggunakan investasi sebagai dana darurat.
Menggabungkan investasi dengan dana darurat sebenarnya tidak masalah. Tapi karena sifat dana darurat yang tidak pasti, instrumen yang Anda gunakan sebaiknya bersifat likuid sehingga mudah dicairkan kapan saja. Investasi seperti properti sebaiknya tidak dipilih karena sifatnya yang tidak likuid. Anda memang bisa menjualnya kapan saja, tapi belum tentu ada orang yang bersedia membelinya.
Lantas, produk investasi apa yang paling cocok untuk dijadikan dana darurat? Simak uraiannya berikut ini!
1. Reksadana Pasar Uang
Reksadana merupakan salah satu produk investasi yang cukup laris dipilih. Selain karena cenderung ramah risiko, reksadana juga cukup likuid dan bisa dicairkan kapan saja. Kalaupun ada beberapa produk yang butuh waktu lama untuk pencairan, biasanya tidak lebih dari seminggu.
Di antara sekian banyak jenis reksadana, Anda bisa memilih reksadana pasar uang. Ini karena pergerakan nilainya cukup stabil sehingga cocok dijadikan dana darurat. Dari segi keuntungan, reksadana pasar uang juga cukup menjanjikan dengan bunga mulai 6-8% per tahunnya.
2. Deposito
Meskipun sifatnya memiliki jangka waktu, namun deposito sangat aman dijadikan instrumen investasi sekaligus cadangan dana darurat. Deposito sendiri merupakan salah satu produk perbankan berupa tabungan yang hanya bisa disetorkan dan ditarik di waktu-waktu tertentu saja. Keuntungan lain menyimpan dana darurat dalam bentuk deposito adalah nyaris tak ada risiko kerugian berupa penurunan nilai.
Skenario paling buruk dari investasi deposito adalah nilai bunga yang mungkin akan turun. Selain itu, karena uang yang disimpan masih tetap berupa uang, maka nilainya mungkin akan berkurang karena inflasi.
Jika Anda ingin menjadikan deposito sebagai investasi dana darurat, pilihlah deposito yang memiliki jangka penyimpanan yang lebih pendek. Pilihannya ada 1 bulan, 3 bulan, 6 bulan hingga 1 tahun. Tingkat bunga yang ditawarkan bank juga umumnya cukup tinggi mulai dari 5-8%. Perlu diingat bahwa memiliki investasi berupa deposito dikenakan pajak sebesar 20% dari total keuntungan.
3. Logam Mulia
Untuk dana darurat, banyak pakar keuangan menyarankan emas sebagai instrumen. Ini karena emas cenderung aman dari inflasi. Tidak hanya itu, emas juga sangat likuid dan bisa dijual kapan saja. Bahkan jika mendadak terjadi huru-hara di dalam negeri dan Anda terpaksa harus meninggalkan Indonesia, emas yang Anda miliki masih bisa dibawa dan dijadikan sebagai simpanan karena bisa dijual di mana saja.
Dari segi nilai, emas juga cenderung mengalami kenaikan sepanjang tahun meski nilainya tidak bisa dipastikan.
Hal terpenting dari investasi emas adalah menemukan tempat investasi terpercaya. Saat ini banyak sekali entitas investasi emas bodong yang bukannya memberi untung tapi malah merugikan konsumen. Jika ingin membeli emas dan menyimpannya sendiri, Anda juga harus ekstra hati-hati karena risikonya cukup besar.
Agar investasi emas Anda lebih aman, ada IndoGold yang siap membantu Anda. Tak hanya bisa memulai investasi dengan modal kecil, emas yang Anda miliki bisa disimpan dengan aman oleh IndoGold. Anda juga bisa mencairkannya kapan saja, cukup dengan menggunakan aplikasi. Di mana lagi Anda bisa mempersiapkan dana darurat lewat investasi dengan lebih mudah selain melalui IndoGold?
Leave a Reply