Investasi atau pendanaan peer-to-peer lending (P2P Lending) merupakan salah satu pilihan instrument yang tepat bagi pemula. P2P Lending merupakan suatu pendanaan di mana investor dapat memberikan pinjaman secara langsung kepada calon peminjam. Dalam praktiknya, kedua pihak dipertemukan oleh fintech penyedia P2P lending.
Jenis pendanaan ini sedang berkembang pesat di Indonesia dan tengah menjadi perbincangan hangat di masyarakat. Hal ini dikarenakan P2P lending sangat cocok dan menguntungkan baik dari sisi peminjam maupun pendana atau investor. Hal ini berkat sistemnya yang begitu mudah dan bisa diakses oleh banyak pihak.
Pendanaan peer-to-peer lending ini umumnya menyasar pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) maupun individu yang memerlukan pinjaman secara cepat. Tidak banyak aturan ketat hingga analisis kredit rumit sehingga peminjam bisa mencairkan dana dalam waktu singkat. Selain itu, peminjam juga tidak perlu memberikan agunan.
Sementara dari sisi pemberi pinjaman alias investor, P2P lending juga memberikan banyak keuntungan. Tak mengherankan apabila perkembangannya begitu cepat. Apalagi kini terdapat banyak pilihan P2P lending yang menawarkan berbagai keuntungan menarik. Jenis investasi ini terbilang cocok untuk pemula. Berikut ini beberapa keuntungan investasi ini.
Tingkat Pengembalian yang Tinggi
Keuntungan pertama berinvestasi di peer-to-peer lending adalah imbal hasilnya terbilang tinggi. Pengembalian tinggi menjadi salah satu daya tarik utama dalam pendanaan ini. Artinya setiap uang yang Anda tanamkan di instrument P2P lending ini, jumlah perolehan keuntungan dalam periode tertentu akan tinggi.
P2P lending memberikan nilai imbal hasil hingga mencapai 18% per tahun bahkan lebih. Tentunya angka ini berada jauh di atas bunga tabungan maupun deposito. Imbal hasil tersebut akan dibayarkan kepada investor setiap bulannya. Dengan tingkat pengembalian yang demikian, aktivitas investasi Anda dapat memberikan hasil optimal.
Nantinya hasil keuntungan tersebut dapat Anda cairkan untuk memenuhi berbagai kebutuhan. Namun tak ada salahnya Anda menggunakannya kembali sebagai modal investasi peer-to-peer lending. Meski demikian, Anda juga harus berhati-hati dalam menentukan peminjam. Perhatikan baik-baik catatan kinerja peminjam sebelum menginvestasikan dana Anda.
Modal Investasi Rendah
Salah satu hal yang menjadikan banyak orang menunda investasi adalah karena permasalahan modal. Banyak orang beranggapan bahwa investasi hanya bisa dilakukan dengan modal tinggi. Seperti investasi emas, tanah, real estate, dan lain sebagainya. Padahal anggapan tersebut tidak sepenuhnya benar. peer-to-peer lending hadir sebagai solusinya.
P2P lending membuka kesempatan bagi siapa saja yang memiliki keinginan untuk berinvestasi sejak dini. Permasalahan millenial atau investor pemula adalah ketiadaan modal dalam jumlah tinggi. Tetapi di pendanaan P2P lending hal tersebut bukanlah persoalan berarti. Anda dapat mulai menanamkan uang Anda meskipun jumlahnya kecil.
Bahkan kini financial teknologi alias fintech memberikan kesempatan berinvestasi di peer-to-peer lending mulai Rp100.000 saja. Hal ini tentunya memberi kemudahan bagi investor baru yang belum pandai memutarkan uang. Tak perlu berkecil hati jika Anda hanya mampu berinvestasi dalam jumah kecil.
Karena hal itu lebih baik daripada tidak melakukannya sama sekali. Literasi mengenai keuangan dan investasi sangat penting bagi anak muda atau kaum millenial. Semakin melek finansial, semakin banyak anak muda teredukasi dan tak ragu menanamkan uangnya. Selain memberi keuntungan finansial pribadi, ini juga dapat membantu orang yang membutuhkan pinjaman.
Risikonya Terbilang Rendah
Keuntungan lain pendanaan peer-to-peer lending adalah risikonya terbilang rendah. Hal yang perlu disadari oleh semua investor adalah adanya risiko dibalik setiap investasi. Risiko menjadi momok terbesar bagi sebagian besar masyarakat sehingga mereka takut berinvestasi. Risiko investasi juga kerap luput dari perhatian sehingga membuat investor jatuh dalam kerugian.
Begitu pula dengan pendanaan P2P lending ini. Ada risiko yang bisa saja terjadi terhadap uang yang Anda tanamkan seperti kredit macet. Namun tentunya fintech memiliki regulasi khusus untuk menghindari terjadinya kredit macet. Dengan begitu, modal yang ditanam oleh para investor tetap aman dan dapat dikembalikan beserta bunganya.
Akan tetapi, risiko pendanaan peer-to-peer lending sebetulnya lebih rendah jika dibandingkan instrumen investasi lainnya. Sehingga instrument ini sangat cocok dijadikan pilihan bagi investor pemula. Agar lebih aman, pastikan Anda memilih fintech yang terdaftar dan diawasi langsung oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Fintech yang berada di bawah pengawasan OJK tentu memiliki kredibilitas dan dapat dipercaya. Jangan sampai Anda memilih P2P lending dari fintech abal-abal jika tak mau terjebak investasi bodong. Untuk itu, sebelum menyetorkan sejumlah modal, pelajari baik-baik fintech beserta profil dan catatan kinerjanya (track record).
Diversifikasi Investasi agar Terhindar dari Kerugian
Keuntungan pendanaan peer-to-peer lainnya adalah adanya diversifikasi investasi. Dalam sistem P2P lending, Anda diperbolehkan memilih sendiri calon peminjam dengan jumlah lebih dari satu. Sistem ini memungkinkan Anda agar terhindar dari kerugian karena hanya mendanai satu peminjam saja dan terjadi kredit macet.
Lain halnya jika Anda melakukan diversifikasi investasi dengan memilih beberapa peminjam. Jika terdapat satu kasus kredit macet, Anda tetap memiliki kesempatan untung dari peminjam lain yang kreditnya lancar. Maka dari itu, jika ingin mulai melakukan pendanaan di peer-to-peer lending, Anda harus tahu bagaimana cara memilih peminjam yang tepat.
Salah satu platform fintech penyedia P2P lending adalah Modal Rakyat. P2P lending Modal Rakyat dapat menjadi alternatif investasi dengan keuntungan menarik bagi para investor. Tingkat pengembaliannya bisa mencapai 15-25%. Inilah mengapa pendanaan peer-to-peer lending Modal Rakyat menjadi referensi investasi unggulan.