Kalau Anda pernah merasa memiliki keinginan kuat untuk berbelanja terus menerus, bisa jadi Anda mengalami Compulsive Buying Behaviour. Kebiasaan gila belanja ini adalah fenomena yang sering terjadi. Baik pada diri kita sendiri, atau orang-orang di sekeliling. Tapi, ini bukan masalah sepele karena berhubungan dengan kondisi kejiwaan kita. Seberapa seriuskah masalah ini bagi kesehatan jiwa dan kesehatan finansial kita?
Karakteristik Compulsive Buying Behavior
Orang yang suka belanja bisa dikatakan memiliki masalah Compulsive Buying Behavior jika:
- Sulit menahan diri untuk membeli barang-barang yang sebenarnya tidak penting
- Mengalami kesulitan keuangan akibat tidak bisa menahan diri untuk berbelanja. Mereka biasanya punya tunggakan dan tagihan yang cukup banyak
- Merasakan kesenangan ketika berbelanja barang-barang yang tidak dibutuhkan
- Mengalami masalah di sekolah, di tempat kerja bahkan di rumah karena kebiasaan belanja yang tidak terkontrol
- Menghabiskan banyak waktu melakukan mencari tahu tentang produk atau barang-barang tertentu yang diinginkan.
Menurut riset, kebiasaan belanja kompulsif berhubungan dengan masalah kesehatan mental seseorang. Biasanya orang yang mengalami masalah Compulsive Buying Behavior juga mengalami depresi, kecemasan dan berbagai emosi negatif. Mereka merasa dengan cara berbelanja, berbagai emosi negatif ini bisa dihilangkan.
Meskipun merasakan kelegaan sementara, orang-orang dengan kebi asaan belanja kompulsif kerap merasa menyesal dan kecewa dengan apa yang mereka lakukan. Beberapa item yang kerap jadi incaran antara lain adalah pakaian, sepatu, perhiasaan, perlengkapan rumah dan lain sebagainya. Mereka juga biasanya tidak bisa mengontrol diri untuk membeli barang diskon.
Orang yang memiliki masalah Compulsive Buying Disorder juga lebih suka berbelanja sendiri atau belanja online karena khawatir dengan penilaian orang lain terhadap kebiasaan belanja mereka.
Apa yang Harus Dilakukan Jika Anda Mengalami Salah Satu dari Tanda-tanda Compulsive Buying Disorder?
Kecanduan belanja seringkali menjadi isu yang diangkat di media. Biasanya digambarkan sebagai kebiasaan dari seseorang (umumnya wanita) yang menjadi korban fashion. Namun kebanyakan, pelakunya justru digambarkan sebagai orang kaya yang tidak punya aktivitas lain selain berbelanja. Dalam konteks ini, kebiasaan kompulsif tidak dianggap sebagai sebuah masalah.
Ada banyak sekali riset yang dilakukan untuk meneliti tentang kecanduan belanja ini. Karena belum bisa dipastikan secara ilmiah, ada baiknya Anda berhati-hati dengan kondisi ini. Jika Anda mengalami salah satu dari tanda-tanda yang mengarah pada kebiasaan belanja yang tidak terkontrol, ada beberapa hal yang bisa Anda lakukan:
- Membuat daftar sebelum berbelanja. Jika Anda punya kebiasaan belanja bulanan namun sering mendapati diri Anda membeli benda-benda yang tidak direncanakan, ada baiknya mulai untuk stick to plan. Buat daftar belanjaan sebelum pergi berbelanja dan pastikan Anda tidak membeli item yang tidak ada dalam daftar
- Belanjalah dengan seseorang. Jika kebanyakan orang yang kecanduan belanja menghindari belanja dengan orang lain, lakukan hal yang sebaliknya. Mintalah seseorang menemani Anda agar mereka bisa mengontrol ketika Anda mulai memasukkan benda-benda yang tidak seharusnya ke dalam keranjang
- Perhatikan tagihan Anda. Jika Anda merasa mulai kesulitan membayar tagihan karena nilainya lebih besar dari persentase penghasilan yang seharusnya, mulailah untuk mengerem kebiasaan shopping Anda. Hindari hal-hal yang bisa memicu diri ingin berbelanja. Jika melihat aplikasi e-commerce kerap membuat Anda ingin check-out, kurangi durasi Anda melakukannya. Kalau window shopping ke mall sering membuat Anda kebobolan, hindari melakukannya lagi.
Tidak semua masalah kecanduan belanja bisa diatasi sendiri. Pada tingkatan yang parah, orang yang mengalami Compulsive Buying mungkin memerlukan bantuan psikolog.
Sebelum terjebak dalam situasi yang kurang menguntungkan karena utang, ada baiknya mulai atur pengeluaran Anda dengan baik. Mulai dari membuat tabungan dan investasi emas di IndoGold.