Istilah ‘decoy effect’ atau efek umpan mungkin terdengar asing bagi sebagian besar orang. Namun tahukah kamu bahwa decoy effect telah digunakan oleh berbagai brand untuk meningkatkan penjualan mereka? Lantas, apa sih hubungannya dengan keuangan kita sehingga melakukan pengeluaran berlebih?
Mari kita simak ilustrasi sebagai berikut,
Suatu hari, kamu ingin membeli kopi di gerai kopi dekat rumahmu. Terdapat 3 jenis ukuran yang disediakan, yaitu:
- Ukuran kecil : Rp 3.000
- Ukuran sedang : Rp 6.500
- Ukuran besar : Rp 7.000
Kamu barangkali akan mempertimbangkan ukuran sedang karena ukuran kecil sepertinya terlalu sedikit. Namun, setelah dilihat kembali, ternyata harga ukuran sedang hanya berbeda sedikit dari harga ukuran besar.
Dalam sekejap, kamu akan mengganti pilihanmu dari kopi ukuran sedang menjadi ukuran besar. Maka, kamu telah terjebak oleh decoy effect.
Pada kasus ini, decoy effect yang dilakukan adalah memasukkan opsi ketiga yang dianggap tidak menarik oleh konsumen, yaitu ukuran medium. Secara sederhana, penjual ingin agar orang-orang membeli kopi dengan ukuran yang besar karena jauh lebih menguntungkan.
Menurut psikolog ternama Barry Schwatz, ketika konsumen dihadapkan oleh banyak pilihan, tingkat kecemasan meningkat sehingga mengganggu proses penentuan keputusan. Oleh karena itu, konsumen akan cenderung menyederhanakan proses pengambilan keputusan dengan hanya melihat beberapa kriteria, misalnya harga dan kuantitas, untuk menentukan mana yang paling sebanding dengan harganya. Pilihan kita menjadi tidak rasional.
Lalu, bagaimana menghindari jebakan decoy effect sehingga kita tidak boros ketika berbelanja?
Tips menghindari jebakan decoy effect agar keuangan sehat
Menyadari keberadaan decoy effect sebagai salah satu trik psikologi, tentu menyulitkan. Alasan utama mengapa bias ini bekerja dengan baik adalah karena terasa rasional. Dilansir dari Thedecisionlab.com, berikut ini terdapat beberapa cara yang dapat diterapkan untuk menghindari jebakan decoy effect.
Ketahui dengan baik preferensi kamu sebelumnya
Tidak mengetahui faktor apa yang diinginkan ketika ingin membuat keputusan, maka dapat membuat kita cenderung mudah terjebak dengan decoy effect. Maka apabila kamu ingin membeli suatu kebutuhan, sebelum menelusuri pilihanmu, luangkanlah waktu untuk mencari tahu kualitas apa yang kamu inginkan. Misalnya, mungkin kamu ingin membeli sebuah TV dan kamu memutuskan bahwa terdapatnya fitur berbagai aplikasi video-on-demand adalah penting dibandingkan kontras yang tinggi. Maka memiliki preferensi ini sebelumnya dapat memberikan perlindungan terhadap jebakan decoy effect.
Hanya membeli yang benar-benar kamu butuhkan
Sesungguhnya decoy effect tidak selalu mengarahkan kita kepada keputusan yang merugikan. Dalam konteks tertentu misalnya, memilih ukuran yang besar atau kualitas yang lebih baik dapat menguntungkan dari segi biaya dalam jangka panjang. Namun, membeli yang lebih mahal tidak semerta-merta memuaskan kebutuhan kita dibanding produk yang lebih murah.
Oleh karena itu, akan sangat membantu apabila kita fokus terhadap alasan membeli dan menanyakan kembali ke diri kita apakah versi yang lebih mahal/kualitas tinggi akan benar-benar memuaskan kebutuhan itu lebih baik dibanding alternatif yang lebih murah.
Waspada terhadap 3 jenis pilihan
Decoy effect paling efektif ketika terdapat tiga pilihan yang ditawarkan. Maka ketika kamu sedang berbelanja, coba perhatikan ketika satu produk terdapat 3 variasi, kemungkinan terdapat jebakan decoy effect.
Jangan percaya pada firasatmu
Terdapat suatu studi yang menunjukkan bahwa orang yang paling terpengaruh oleh decoy effect adalah mereka yang cenderung mengandalkan penalaran intuitif. Oleh karena itu apabila ingin menghindari jebakan decoy effect, pertimbangkan untuk menerapkan beberapa cara seperti diatas.