Perhiasan emas adalah bentuk paling umum dan kita kenal pada awal mulai belajar investasi emas. Mungkin karena kita sering kali melihat Ibu atau bahkan perempuan mengenakan perhiasan emas. Meski banyak slogan toko-toko emas menggunakan kalimat ‘berhias sembari menabung’, kita harus mengingat bahwa emas perhiasan yang kita pakai tidak terbentuk atau jadi begitu saja. Ada proses produksi yang dilalui sebelum kita dapat mengenakannya di badan.
Biaya proses produksi perhiasan itu bervariatif dari minimal 10% hingga lebih. Tergantung dari nilai estetika yang dikandung. Untuk produk perhiasan mass production dengan bantuan teknologi tentu bisa ditekan cost production-nya. Sementara untuk produk desain khusus dan handmade cenderung bisa jauh lebih mahal dikarenakan tingkat kerumitan dan lama pengerjaan perhiasan tersebut.
Apa yang dimaksud dengan biaya produksi minimal 10%?. Contoh, emas murni 24 karat saat itu adalah Rp500.000/gram. Berarti biaya produksinya minimal adalah Rp50.000/gram. Jadi untuk menunggu emas perhiasan balik modal, kita harus mengharapkan kenaikan emas sebesar Rp50.000/gram minimal. Biaya ini baru dikenakan oleh pabrik untuk produksi. Belum margin keuntungan yang ditambahkan oleh penjual, toko emas atau reseller.
Rumus sederhana untuk menghitung nilai intrinsik logam perhiasan (belum termasuk cost produksi dan margin keuntungan penjual)adalah: Harga Intrinsik Logam Perhiasan = (Karat Perhiasan / Karat Murni) x Harga Emas Murni 24 Karat saat itu Contoh: (18 Karat / 24 Karat ) x Asumsi Harga Emas Murni 24 Karat Rp500,000/gr = Rp375.000/gr harga intrinsik logam perhiasan.
Harga tersebut baru harga intrinsik logam. Jadi ketika mendapatkan emas perhiasan dibawah harga tersebut, biasanya kita harus mulai bertanya-tanya.
Ada beberapa hal yang mungkin terjadi, diantaranya:
- Seller memperoleh barang murah. Hasil terima atau buyback.
- Kadar yang dijual tidak sesuai. Kasus ini biasanya pada pasar-pasar tradisional dimana pengucapan untuk emas 18 karat / 75% disebut emas 22 karat. Hal tersebut wajar, dikarenakan budaya / kultur masyarakat dan seller dalam hal penyampaian kadar.
- Model perolehan awal seller yang dibeli murah. Alias beli dengan pabrik/distributor waktu harga sedang rendah.
Untuk penjelasan perihal poin nomor 2 di atas, beberapa daerah toko emas terkadang suka menyebutkan kadar perhiasan dalam karat ketimbang persentase. Ada beberapa daerah toko-toko emas yang menyebut kadar 17 karat (emas perhiasan 70%) sebagai 22 karat. Hal ini dikarenakan kebiasaan pedagang menjelaskan kepada konsumen. Apakah toko yang salah atau konsumen yang salah?
Kesalahan sebenarnya ada di kedua belah pihak. Seharusnya toko menyebut karat yang sesuai, sementara pihak konsumen pun juga harus mengerti arti dari karat dalam emas itu sendiri. Meski ada perbedaan bahasa dalam penyampaian, namun biasanya toko tetap memberikan fair price bagi konsumennya. Jikalau memang konsumen merasa tidak mendapatkan fair price, pihak konsumen berhak untuk mengecek barang sejenis dengan toko-toko emas lain.
Apa saja yang harus diperhatikan ketika membeli emas perhiasan? Tentu saja harga emas pasaran. Karena selama perhiasan tersebut memiliki kandungan emas, maka harganya tetap akan dipengaruhi oleh harga emas pasaran.
Umumnya perhiasan yang dijual di Indonesia dapat dibagi menjadi dua kategori. Emas muda dan emas tua.
Emas Muda
- Emas muda cap 150 / 15% setara 3.6 karat (BARU)
Saat ini yang berhasil memproduksi emas dengan kadar 15% adalah King Halim. Merk yang diusung adalah merk Gold Bond (GB150) dengan perhiasan khusus untuk kalung.
- Emas muda cap 300 / 30% setara 7.2 karat (POPULER)
Kadar umum dan paling populer yang diproduksi mayoritas pengrajin dan industri perhiasan.
- Emas muda cap 333 / 33.3% setara 7.992 karat
Agak sedikit jarang untuk perhiasan dengan cap ini.
- 37.5% setara 9 karat (POPULER)
Kadar umum ini adalah kadar populer kedua setelah cap 300 / 30%
- Emas muda cap 400 / 40% setara 9.6 karat
Emas muda cap ini sudah mulai langka dan orang mulai beralih ke produksi cap 37.5%. Biasanya emas seperti ini sering ditemukan pada perhiasan lama.
- 42% setara 10.08 karat (POPULER)
Untuk cap seperti ini termasuk umum dan populer bagi pengrajin dan industri perhiasan.
Emas Tua
- Emas cap 585 / 58.5% setara 14.04 karat.
Perhiasan dengan cap seperti ini sangat jarang ditemukan. Biasanya pun juga kalau ada, biasanya produksi custom atau perhiasan dari luar negeri.
- Emas cap 700 / 70% setara 16.8 karat.
Untuk kadar tua, emas ini merupakan emas yang paling banyak beredar di pasaran. Khususnya untuk jenis emas kuning. Untuk emas putih masih agak jarang. Kadar ini merupakan kadar terpopuler yang di produksi oleh industri perhiasan.
- Emas cap 750 / 75% setara 18 karat.
Emas ini merupakan emas yang lebih sering digunakan. Didonimasi oleh emas kuning dan emas putih. Umumnya batu berlian dan batu berharga lainnya juga dipadukan dengan emas 75%. Dikarenakan tingkat kemurnian yang tinggi dan juga tingkat kekuatan logam nya. Industri perhiasan mayoritas juga memproduksi emas perhiasan dalam kadar 75%.
- Emas cap 833 / 83.3% setara 19.992 karat.
Untuk emas tua dengan kadar ini sangat jarang sekali beredar.
- Emas Cap 850 / 85% setara 20.4 karat.
Sama halnya seperti cap 833, untuk emas ini juga jarang beredar di pasaran.
- Emas cap 875 / 87.5% setara 21 karat.
Perhiasan emas luar negeri dan dalam negeri umumnya juga memiliki perhiasan dengan cap ini.
- Emas cap 916 / 91.6% setara 22 karat.
Umumnya perhiasan dengan kadar ini didominasi oleh perhiasan arab. Perhiasan emas bangkok, dubai, bali dan kendari termasuk ke dalam kategori perhiasan emas ini.
- Emas cap 958 / 95.8% setara 23 karat.
Perhiasan emas luar negeri seperti perhiasan arab juga memiliki cap ini. Emas dari luar kota juga terkadang masih menggunakan standard ini. Seperti Kalimantan, Jambi, Padang umumnya memiliki perhiasan dengan kadar 95 – 97%.
- Emas cap 999 / 99.9% setara 24 karat.
Perhiasan emas dengan kadar ini sangat lembek. Umumnya untuk mencapai tingkat 99.99% mereka menggunakan teknologi mutakhir. Biasanya hasil teknologi hongkong. Untuk handmade kebanyakan masih berkutat di kadar 98% ke atas.
Cap kadar diatas adalah kadar yang dapat kita temui pada umumnya dan diperjual-belikan di pasaran Indonesia. Untuk kadar 30% hingga 42% sering disebut sebagai emas muda atau emas singapur. Untuk emas 70 – 75% sering disebut sebagai emas tua.
Rangkuman Kelebihan Investasi Perhiasan
- Dapat dipakai untuk keperluan fashion, estetika atau berhias diri.
- Mudah diperoleh. Saat ini banyak sekali toko-toko emas yang mayoritas umumnya menjual perhiasan emas.
- Fleksibel karena mudah dibawa-bawa dan mudah dipindah tangankan.
- Mudah dicairkan asal memenuhi persyaratan umum. Biasanya tidak rusak dan memiliki surat kwitansi pembelian
- Tersedia dalam berbagai moel desain, warna, dan variasi ukuran.
Rangkuman Kekurangan Investasi Perhiasan
- Return investasi hanya kembali ketika ongkos produksi dan margin keuntungan seller telah tertutupi. Dalam kasus ini minimal kenaikan emas harus 10% baru Break Even Point alias Balik Modal.
- Sulit dijual jikalau surat kwitansi pembelian hilang. Karena toko biasanya tidak berani sembarang membeli emas perhiasan yang tidak memiliki surat kwitansi pembelian awal.
- Perhiasan yang rusak umumnya akan dihitung sebagai bahan baku. Yang diperhitungkan hanya emas. Untuk batu berharga biasa dikembalikan kepada pemilik perhiasan. Jikalau dijual pun juga akan dihitung jikalau memang bernilai. Biasa untuk berlian hanya diperhitungkan jikalau berukuran 0.5 carat ke atas.
Pop Gold Quiz! Jika kalian memiliki emas muda cap 400, dan harga emas 24 karat pada saat itu adalah Rp.525000/gram. Berapakah harga intrinsik logam tersebut? #popgold
Founder dari IndoGold.id. Seorang sederhana yang menyukai film dan dunia keuangan. Bidang emas telah digelutinya sedari kecil ketika membantu usaha keluarga. Tujuan mendirikan IndoGold adalah membantu masyarakat untuk membeli emas secara mudah dan praktis. Ia juga saat ini aktif sebagai seorang konsultan personal finance tersertifikasi dan dapat dihubungi melalui indra@indogold.com
Leave a Reply