Pernahkah Anda merasa tidak membeli barang-barang yang besar dan mahal, tapi tahu-tahu uang gaji habis begitu saja? Setelah diteliti, Anda baru sadar kalau ternyata banyak sekali pengeluaran-pengeluaran kecil yang sebenarnya tidak terlalu penting. Tapi sekali lagi, sedikit demi sedikit lama-lama menjadi bukit. Walaupun sepele, tapi jika dilakukan terus menerus efeknya bisa berbahaya juga pada kondisi keuangan Anda.
Kebiasaan abai pada pengeluaran yang kecil ini dalam istilah keuangan disebut dengan latte factor. Latte factor bisa berupa biaya membeli camilan saat ke minimarket, biaya membeli kopi, biaya tambahan yang dikenakan saat melakukan penarikan uang di ATM bank lain dan biaya-biaya lain yang terkesan sepele.
Istilah latte factor sendiri dicetuskan pertama kali oleh David Bach, penulis buku Final Rich. Sebutan ini mengacu kepada kebiasaan rutin yang nilainya kecil namun dilakukan setiap hari. Kebiasaan ini mirip dengan orang yang selalu minum kopi di luar dan merasa bahwa kopi itu harganya murah. Padahal ketika nilainya diakumulasikan, dia akan terkejut sendiri karena jumlahnya ternyata cukup besar. Lantas, apa sebenarnya bahaya latte factor ini untuk keuangan Anda?
1. Nilainya Kecil, Tapi Akan Jadi Besar Kalau Diakumulasikan
Percaya atau tidak, uang yang Anda keluarkan setiap kali membeli kopi di kafe ternyata nilainya sangat lumayan jika diakumulasikan. Anggaplah Anda membeli kopi dengan harga Rp30.000 per cup. Jika Anda membeli kopi 3 kali seminggu, maka dalam satu bulan Anda sudah menghabiskan hampir Rp400.000! Kalau misalnya uang ini dialokasikan untuk membeli kopi bubuk yang diseduh sendiri, sisanya masih bisa Anda tabung atau diinvestasikan.
Menghitung pengeluaran kecil yang sering kemudian mengakumulasikannya akan membuat Anda sadar kalau nilainya sebenarnya tidak sekecil itu. Dengan begitu, lain kali Anda akan berpikir ulang sebelum membeli kopi di kafe terdekat dan mencari solusi lain yang lebih hemat.
2. Anda Akan Merasa Sepele pada Uang yang Dimiliki
Kebiasaan membiarkan latte factor menggerogoti keuangan akan membuat Anda kurang menghargai uang yang Anda miliki. Karena merasa kecil dan tidak ada artinya, Anda akan sulit berpikir bahwa uang yang kecil itu juga bisa berdampak jangka panjang pada kondisi finansial Anda.
3. Anda Akan Sulit Menabung dan Berinvestasi
Kalau dulu orang beranggapan investasi harus dilakukan ketika Anda memiliki uang dalam jumlah yang besar, sekarang stigma itu sudah berubah. Alih-alih mengharuskan Anda punya banyak uang, investasi sekarang tidak ada bedanya dengan menabung. Anda bisa melakukannya dengan uang yang kecil sekalipun.
Salah satu pilihan investasi yang murah dan mudah dilakukan saat ini adalah emas. Instrumen yang dulunya baru bisa didapatkan ketika Anda sudah bisa membelinya dengan gramasi tertentu, sekarang dapat dimiliki sesuai dengan jumlah uang yang Anda punya. Bagaimana caranya? Cukup unduh aplikasi IndoGold, daftarkan diri Anda dan mulai berinvestasi dengan nilai minimal Rp10.000 saja.
Seperti halnya latte factor yang terbentuk karena kebiasaan, menabung dan investasi juga bisa dibentuk dengan membiasakan diri. Tidak perlu mengeluarkan dana besar sekaligus, cukup sisihkan uang yang biasa Anda gunakan untuk membeli benda-benda kecil yang kurang penting. Tunggu beberapa bulan dan Anda akan melihat sendiri bagaimana hal-hal sederhana bisa membawa Anda pada sebuah perubahan besar.