Awal minggu ini, pergerakan Emas kembali berada di bawah tekanan. Kebijakan terbaru dari bank sentral AS, meningkatnya imbal hasil bagi Treasury AS dan aksi rally pasar saham AS terus membebani harga emas.
Kebijakan Fed untuk mengurangi pembelian aset bulanan sebesar $ 10 Miliar per bulan di awal bulan Januari 2014, akan menjadi faktor besar dalam Treasury dan pasar obligasi untuk beberapa waktu ke depan.
Meskipun demikian, imbal hasil bagi obligasi dengan tenor 10 – tahun telah kembali ke kisaran 3 %, mendekati kisaran tertinggi dua tahun. Jika kenaikan suku bunga terus naik berkelanjutan maka dapat dipastikan the Fed akan terus meruncingkan pembelian obligasi dalam beberapa bulan mendatang yang dapat memberikan hambatan yang cukup besar di pasar perumahan AS pada tahun 2014.
Imbal hasil bagi obligasi AS yang lebih tinggi juga berpotensi akan mengancam pergerakan rally di pasar saham. Jika pasar saham runtuh, emas mungkin sekali lagi akan menjadi pilihan investasi yang safe-haven. Sementara itu harga emas yang lebih murah telah membuat permintaan fisik pada emas menguat yang menjadi support bagi emas.
Di sisi lain, pertumbuhan ekonomi di Jepang, Eropa dan Amerika, apa yang kita lihat saat ini memang bukan deflasi, tapi disinflasi, dimana harga terlihat hampir stagnan, yang memperkuat rasa takut deflasi. Semua uang yang diciptakan oleh bank sentral masih belum mencapai ekonomi riil, melainkan hanya diam (dalam obligasi atau sebagai cadangan).
Salah satu yang harus kita sadari bahwa deflasi adalah mematikan dimana penghasilan menjadi berkurang, nilai asetnya menjadi kurang, sehingga berpotensi akan meningkatkan utang, dan membawa kematian system keuangan.
Dan hari ini, terlalu banyak utang dalam sistem perbankan. Jadi deflasi jelas bukan pilihan bagi bank sentral Jepang, Amerika Serikat dan Eropa. Mereka lebih suka mengambil risiko hiperinflasi yang berpotensi akan kembali menguningkan warna emas.
Pada pergerakan hari Senin kemarin, perdagangan emas dibuka pada kisaran USD 1213.79 per troy ounce. Sejak pembukaan market, harga emas langsung terkoreksi dengan bergerak ke bawah menuju harga terendah hariannya pada kisaran USD 1194.57 per troy ounce. Akhirnya pergerakan emas di tutup pada kisaran USD 1196.42 per troy ounce. Pergerakan emas kembali mendapatkan kerugian terhadap dollar sebanyak USD 17.37.
Secara umum, pergerakan emas pada grafik 4 jam-an kembali berada dalam kondisi bearish. Harga emas berada di bawah indikator simple moving average 20 dan 50 yang merupakan area resistan bagi pergerakan emas. Indikator relative strength index (RSI 14) berada di level 40 dengan memberikan indikasi harga berada dalam kondisi bearish. Demikian juga, indikator momentum 14 memberikan indikasi akan bergerak bearish.
Pergerakan emas pada grafik 4 jam-an terlihat masih berada dalam tekanan bearish dan saat ini harga emas terlihat kembali melanjutkan pergerakan bearish lanjutan dimana ada potensi harga akan bergerak ke bawah menuju support USD 1186.94 per troy ounce. Sebaliknya waspadai jika harga emas menguat terhadap dollar dengan menembus resistan USD 1206.01 per troy ounce membuka peluang harga akan melakukan fase rebound dengan bergerak ke atas menuju resistan USD 1217.81 per troy ounce.
Fredy Rodo
Senior Consultant & Market Research
Disclaimer
Risk and Disclaimer
Setiap keputusan investasi haruslah merupakan keputusan individu, sehingga tanggung jawabnya ada pada masing-masing individu yang membuat keputusan investasi tersebut. AntamGold.com tidak bertanggung jawab atas segala keputusan investasi yang dilakukan oleh siapapun, baik itu mendatangkan keuntungan ataupun kerugian, dengan kondisi dan situasi apapun juga, yang diakibatkan secara langsung maupun tidak langsung.
Leave a Reply