Adakalanya sebagian dari kita masih memiliki ketakutan untuk memulai investasi. Dari mulai takut kerugian, takut dibohongi, sampai takut salah memilih instrumen investasi. Lalu sebenarnya apa yang harus dilakukan untuk menghilangkan ketakutan itu?
Mengubah mindset dan Pengetahuan yang Benar
Yah, satu kalimat sederhana itu aja. Tanpa mengerti apa itu investasi, kita cenderung akan destruktif dan menyalahkan perekonomian atas kegagalan investasi kita. Padahal kadang tidak hanya faktor external, faktor internal pun juga memainkan peranan penting dalam keberhasilan investasi kita. Ok-lah tidak bisa mengontrol faktor external, tapi setidaknya kita dapat mengontrol faktor internal.
Mari kita kupas satu-satu dari dasar terlebih dahulu.
Pengertian Investasi
Kata investasi sendiri sebenarnya dapat memiliki beberapa arti. Tergantung dari konteksnya. Namun untuk kemudahan kali ini kita akan melihat dari konteks suatu kegiatan pengumpulan aset atau harapan mendapatkan keuntungan dimasa depan. Terkadang, investasi disebut juga sebagai penanaman modal.
Mengapa disebut penanaman modal. Karena kita menyerahkan uang/modal kita dengan pertukaran instrumen investasi yang kita percaya dapat memberikan keuntungan di masa depan. Contoh sederhana saya deposito uang dengan harapan memperoleh bunga atas deposito saya tersebut. Sehingga saya rela untuk menanamkan modal saya ke bank tersebut dalam bentuk deposito.
Tujuan Investasi
- Untuk mendapatkan kehidupan yang lebih layak di masa depan.
Seseorang yang bijaksana akan berpikir bagaimana meningkatkan taraf hidupnya dari waktu ke waktu atau setidaknya berusaha bagaimana mempertahankan tingkat pendapatannya yang ada sekarang agar tidak berkurang di masa yang akan datang. - Mengurangi resiko inflasi.
Dengan melakukan investasi dalam kepemilikan perusahaan atau obyek lain, seseorang dapat menghindarkan diri dari resiko penurunan nilai kekayaan atau hak miliknya akibat adanya pengaruh inflasi. Investasi di emas umumnya cukup efektif ini melawan resiko inflasi. - Dorongan untuk menghemat pajak.
Beberapa negara di dunia banyak melakukan kebijakan yang bersifat mendorong tumbuhnya investasi di masyarakat melalui pemberian fasilitas perpajakan kepada masyarakat yang melakukan investasi pada bidang-bidang usaha tertentu.
Memilih Instrumen Investasi
Dasar –dasar orang memilih instrumen investasi menurut Tandelilin (2005) terdiri dari:
- Return atau Tingkat Keuntungan.
Alasan utama orang berinvestasi adalah untuk memperoleh keuntungan. Suatu hal yang sangat wajar jika investor menuntut tingkat return tertentu atas dana yang telah diinvestasikannya. Return yang diharapkan investor dari investasi yang dilakukannya merupakan kompensasi atas biaya kesempatan (opportunity cost) dan resiko penurunan daya beli akibat adanya pengaruh inflasi. Dalam berinvestasi perlu dibedakan antara return yang diharapkan (expected return) dan return yang terjadi (realized return). - Risk atau Resiko.
Korelasi langsung antara pengembalian dengan resiko, yaitu : semakin tinggi pengembalian, semakin tinggi resiko. Oleh karena itu, investor harus menjaga tingkat resiko dengan pengembalian yang seimbang. - The Time Factor atau Jangka Waktu.
Jangka waktu adalah hal penting dari definisi investasi. Investor dapat menanamkan modalnya pada jangka pendek, jangka menengah, atau jangka panjang. Pemilihan jangka waktu investasi sebenarnya merupakan suatu hal penting yang menunjukkan ekspektasi atau harapan dari investor. Investor selalu menyeleksi jangka waktu dan pengembalian yang bisa memenuhi ekspektasi dari pertimbangan pengembalian dan resiko.
Namun tentu ketika ingin berinvestasi dalam benak kita umumnya memiliki barrier atau ketakutan yang begitu besar. Bagaimana jikalau ternyata investasi kita tidak memberikan return yang seharusnya, bahkan merugi? Bagaimana jikalau saya mendadak butuh uang untuk kebutuhan darurat? Banyak sekali benak-benak yang muncul seperti itu.
Sebagai manusia hal itu adalah wajar. Karena saya sendiri pun juga mengalaminya. Tidak hanya pada investasi, hidup itu sendiri juga memiliki resiko. Resiko dikecewakan orang-orang, resiko kecelakaan di jalan, resiko ditolak calon dambaan hati. Jadi hidup kita keseharian sebenarnya dilingkupi oleh resiko. Namun mengapa dalam hidup kita menyikapi resiko seperti hal yang biasa, namun berbeda dalam investasi?
Perbedaannya hanya satu sebenarnya yang paling nyata. PENGETAHUAN.
Butuh waktu bagi saya untuk menemukan pemahaman ini sebelumnya. Dalam hidup kita sudah mengerti aktivitas keseharian kita, lingkungan kita, perilaku kita. Sehingga resiko tersebut terasa menjadi lebih kecil. Kadang saya masih mengenal teman yang tidak mempunyai asuransi. Berbeda dengan investasi bisnis, pasar modal, produk perbankan yang awal mulanya masih sangat asing bagi saya. Ketidakpengetahuan saya akan produk-produk investasi tersebut menjadikan saya dan cenderung teman-teman yang tidak mengerti agak takut untuk berinvestasi.
Jadi jangan heran kalau ada teman terkadang menceritakan ketakutannya untuk berinvestasi, atau menceritakan kegagalan-kegagalan orang atau keluarga nya atas investasi yang gagal. Hal ini hanya disebabkan ketidaktahuan mengenai instrumen investasi tersebut.
Jadi bagaimana caranya agar kita dapat memulai berinvestasi?
Hal pertama yang terpenting adalah KEMAUAN. Kemauan untuk belajar, kemauan untuk lebih baik, kemauan untuk mencoba, kemauan untuk berinvestasi. Hal kedua cukup sederhana, TINDAKAN. Tindakan untuk belajar, tindakan untuk mencoba, tindakan untuk memulai.
Tidak rumit kan? 😉
Baca Juga: Perbedaan Emas Batangan dengan Brand dan Tidak Ber-Merek
Pop Gold Quiz! Apakah dasar-dasar seseorang memilih instrumen investasi? #popgold
Founder dari IndoGold.id. Seorang sederhana yang menyukai film dan dunia keuangan. Bidang emas telah digelutinya sedari kecil ketika membantu usaha keluarga. Tujuan mendirikan IndoGold adalah membantu masyarakat untuk membeli emas secara mudah dan praktis. Ia juga saat ini aktif sebagai seorang konsultan personal finance tersertifikasi dan dapat dihubungi melalui indra@indogold.com
Leave a Reply