Ada seorang pemulung bernama Bapak Andi yang menurut saya adalah seorang yang kaya raya. Sementara ada seorang manager Bank bernama Bapak Rudi yang menurut saya miskin. Begini ceritanya…
Pak Andi adalah seorang pemulung yang sudah lama merantau ke Jakarta dari kampungnya di Jawa Tengah. Ia tinggal di sebuah rumah yang terbuat dari papan di sebuah penampungan sampah tempat sampah-sampah di Jakarta dibuang. Pekerjaannya setiap hari adalah memilah-milah sampah, dan menjual hasil penemuannya kepada seorang bandar. Setiap hari ia mendapatkan uang sekitar Rp. 50 ribu.
Uang tersebut ia pisah-pisahkan setiap hari. Ia memiliki 5 buah dompet. Dompet pertama adalah dompet belanja, di mana ia masukkan uang sebesar Rp. 20 ribu. Dompet selanjutnya adalah untuk pendidikan anak sebesar Rp. 7 ribu. Untuk istri Rp. 13 ribu, dan untuk tabungan Rp. 10 ribu. Setiap hari ia harus hidup irit karena uang belanjanya hanya Rp. 20 ribu. Ia hanya makan nasi dengan sayur di warteg langganannya. Sesekali ia minta telur dadar untuk tambahan. Uang Rp. 20 ribu pun tidak boleh dihabiskannya, karena kalau semua habis maka saat lebaran ia tidak bisa pulang kampung. Yang Rp. 20 ribu setiap bulan dikirim ke istrinya di kampung untuk biaya sekolah dan biaya hidup istrinya.
Setiap tahun ia pulang kampung dengan belanja sekedarnya, dan membawa Rp. 3,5 juta hasil tabungan yang Rp. 10 ribu sehari. Dengan uang tersebut ia dapat membeli beberapa ekor anak kambing atau beberapa meter tanah untuk kandang. Setelah anak kambing tersebut dewasa, ia menyuruh istrinya untuk menjual kambing tersebut dan membeli kembali anak kambing yang lebih banyak. Setiap tahun ia menambah modal sebesar Rp. 3,5 juta, dan dalam beberapa tahun saja jumlah ternaknya tambah banyak.
Di sisi lain, Bapak Rudi adalah manager bank dengan penghasilan Rp. 10 juta per bulan. Setiap bulan uangnya habis untuk mencicil kendaraan. Setelah lunas dalam beberapa tahun, ia jual kendaraan tersebut (karena sudah usang), dan dijadikan uang muka untuk beli kendaraan baru yang lebih keren. Demikian juga dengan gadget nya, selalu up to date dan ia selalu bangga karena ia membawa gadget terbaru, meskipun hanya digunakan untuk bermain game atau chatting dengan teman-temannya.
Biasanya di tanggal 20-an, uangnya sudah habis, tapi tidak masalah karena ada kartu kredit yang siap memberikan bantuan.
Ia selalu berharap agar gajinya naik, agar dapat mulai menabung untuk masa depannya. Ia sadar bahwa dirinya semakin hari semakin tua dan semakin mendekati pensiun. Tapi begitu gajinya naik, biaya hidupnya pun ikutan naik. Sudah beberapa kali gajinya naik, tapi ia tetap tidak bisa mulai menabung. Alasannya selalu sama: biaya hidup kan naik terus brooo…
Dari dua contoh di atas, bisa diambil satu kesimpulan bahwa mendapatkan lebih banyak tidak berarti akan membawa kita menjadi kaya. Tapi membuat budget yang benar lah yang akan membawa kita menjadi kaya.
Mulailah berinvestasi dari sekarang, dengan apa yang Anda sudah miliki. Jangan tunggu hari esok, karena esok tidak akan pernah cukup.
Salam investasi,
Indra Hadiwidjaja CFP®
Financial Planner
@rencanakeuangan
@indrahw
pin:2712432F
Rencanakan keuanganmu sejak sekarang
Founder dari IndoGold.id. Seorang sederhana yang menyukai film dan dunia keuangan. Bidang emas telah digelutinya sedari kecil ketika membantu usaha keluarga. Tujuan mendirikan IndoGold adalah membantu masyarakat untuk membeli emas secara mudah dan praktis. Ia juga saat ini aktif sebagai seorang konsultan personal finance tersertifikasi dan dapat dihubungi melalui indra@indogold.com
Leave a Reply