Di Indonesia sekitar tahun 2008, masyarakat mulai aware dengan emas batangan cap dan bersertifikasi. Pada saat itu, yang naik daun adalah Emas Batangan Logam Mulia milik PT Aneka Tambang Tbk. dikarenakan dari dulu memang emas batangan bersertifikasi hanya diproduksi oleh PT. Aneka Tambang (Antam).
Biasanya emas batangan cap dengan sertifikasi ini diproduksi oleh suatu perusahaan refinery. Refinery adalah perusahaan yang memproduksi emas batangan cap dan bersertifikasi. Di luar negeri sendiri banyak refinery–refinery. Bahkan dalam satu negara bisa memiliki beberapa refinery. Jepang merupakan salah satu negara dengan refinery terbanyak sekitar 10 refinery yang diakui LBMA. Dengan urutan berikutnya Cina (9 refinery) dan Rusia (8 refinery). Berbeda sekali dengan Indonesia yang saat ini memiliki 1 Refinery diakui secara LBMA.
Apa sih LBMA itu? LBMA singkatan dari London Bullion Market Association. LBMA berfungsi sebagai pasar perdagangan OTC (Over The Counter / Perdagangan antara dua belah pihak tanpa supervisi bursa) untuk produk emas dan perhiasan. LBMA juga mengatur standar emas dan perak yang layak diterima (Good Delivery) untuk masing-masing refinery.
Untuk mendapatkan pengakuan LBMA sendiri juga tidak mudah dan murah. Untuk proses aplikasi dikenakan biaya £1,000 (non refundable). Jikalau aplikasi perusahaan refinery Anda ditolak, maka uang tersebut otomatis hangus. Jikalau Anda diterima, Anda diharuskan membayar tahunan £12,000 untuk tipe Market Making Member, tahunan £8,000 untuk Member Ordinary (Biasa) dan tahunan £5,000 untuk Associates.
Setahu penulis, di Indonesia sendiri hanya ada satu perusahaan yang menjadi Associates LBMA. Perusahaan itu adalah PT Aneka Tambang Tbk. Apakah ada pengaruh? Tentu saja. Setidaknya Emas hasil produksi antam memiliki prestis di mata dunia internasional.
Bagaimana dengan emas batangan produksi pabrik lain seperti Emas Batangan King Halim, UBS, dan HWT?
Di lokal sendiri emas batangan dari 3 pabrik terbesar tersebut juga diterima toko-toko dan ahli emas. Karena memang meski tidak memiliki sertifikasi LBMA, setidaknya kadar mereka juga sama murninya yakni 99.99%. Bagi para pedagang emas sendiri hal sertifikasi tersebut tidak menjadi masalah, selama emas tersebut memang memiliki kadar yang sesuai, yakni 99.99%
Intinya adalah “Gold is Gold”, mau itu cap LBMA, cap Mitsubishi, Cap Emas Jawa, Cap Emas Medan, dan lain-lain, pada akhirnya pedagang emas dan ahli emas hanya melihat satu hal. Apakah kadar nya sudah sesuai dengan cap yang tertera pada logam tersebut.
Saya sendiri juga pernah ke Singapur dan bertemu dengan salah satu representative bullion company. Perusahaan ini bergerak di bidang penjualan emas dan perak, baik itu bentuk koin maupun batangan. Dia tertarik dengan market Indonesia dan kami sempat berdiskusi. Satu hal yang menggelitik saya adalah statementnya berikut ini.
“Indonesian people are funny. Rather spending money on the intrinsic value of goods, they trust certificate and value the certificate paper more than the intrinsic value of goods itself. Take the example for this silver coin. They usually more concern about the certificate paper rather than the value of silver coin itself. We sell tonnes of them in here without certificate paper. But you Indonesian people would rather purchase it, if there are certificates included”
Agak panjang ya? Translasinya secara singkat bahwa orang tersebut mengatakan orang Indonesia cenderung lucu. Ketimbang menghargai nilai intrinsik barang, kita cenderung lebih melihat kertas sertifikat. Padahal bisa saja sertifikat tertulis 99.99% tapi kadar ternyata 70%. Intinya jangan berharap pada tulisan kertas saja. Kita juga harus mampu mengerti melihat nilai barang. Bagaimana cara melihat atau mengetahui bahwa barang yang kita beli orisinil 99.99%?. Untuk topik ini akan kita bahas diartikel yang akan datang.
Memang perilaku kita sendiri juga tidak salah. Kita cenderung mencari motivasi tambahan ketika memutuskan untuk membeli sesuatu. Ketika kita ber-investasi, selain motivasi kekayaan, tentu juga ada tambahan motivasi keamanan. Sertifikat tersebut ibarat motivasi keamanan kita, kalau barang yang kita beli telah benar apa adanya dengan kadar dan berat yang sesuai dan diakui.
Saat ini di Indonesia ada 4 perusahaan besar yang memproduksi emas batangan. Meski ada beberapa toko atau perusahaan emas yang memproduksi emas batangan sendiri, namun penulis saat ini memberikan daftar perusahaan yang memang sudah memberikan hasil cetakan dengan kualitas terbaik.
Founder dari IndoGold.id. Seorang sederhana yang menyukai film dan dunia keuangan. Bidang emas telah digelutinya sedari kecil ketika membantu usaha keluarga. Tujuan mendirikan IndoGold adalah membantu masyarakat untuk membeli emas secara mudah dan praktis. Ia juga saat ini aktif sebagai seorang konsultan personal finance tersertifikasi dan dapat dihubungi melalui indra@indogold.com
Leave a Reply