Crypto Carbon Ratings Institute (CCRI) merilis laporan riset terbaru yang menunjukkan Cardano (ADA) adalah aset kripto yang mengkonsumsi daya listrik paling rendah per node kendati memakan energi paling tinggi per transaksi.
Menurut laporan yang diterbitkan CCRI pada Rabu (02/02/2022) tersebut, jaringan Proof-of-Stake (PoS) Cardano memakan listrik paling tinggi per transaksi dengan nominal 52 Wh.
Di saat yang sama, startup riset yang berfokus kepada dampak lingkungan oleh aset kripto itu mengungkap Cardano membutuhkan energi paling sedikit per node untuk semua proyek PoS dalam kajian tersebut.
Ukuran ini bergantung kepada jumlah transaksi yang terjadi di masing-masing blockchain. Selain itu, konsumsi listrik per transaksi secara keseluruhan bergantung kepada jumlah node yang terkait dengan setiap blockchain.
Umumnya, ukuran itu akan menurun dengan peningkatan transaksi, terlepas dari blockchain.
Laporan CCRI menemukan Solana (SOL) mengonsumsi jumlah listrik paling rendah per transaksi dari semua jaringan PoS, dengan nominal 0,166 Wh. Dari keenam jaringan PoS yang dikaji dalam riset itu, hanya Solana yang memiliki energi lebih rendah per transaksi dibanding raksasa pembayaran seperti Visa yang memakan 1,49 Wh.
Algorand (ALGO) berada pada posisi ketiga setelah Visa dengan konsumsi energi 2,7 Wh, disusul oleh Avalanche (AVAX), Polkadot (DOT), Tezos (XTZ) dan Cardano.
Solana memiliki jumlah transaksi tertinggi dengan 11,8 milyar transaksi per tahun tetapi dengan kebutuhan listrik tertinggi per node. Sementara itu, Polkadot memiliki tingkat emisi karbon terendah sebesar 33,36 ton CO2 per tahun dan juga total listrik terkonsumsi paling rendah.
CCRI berkata jaringan blockchain membutuhkan listrik demi mentenagai perangkat keras dan menjalankan peranti lunak sekalipun tidak ada transaksi yang terjadi.