Sebagian besar orang terutama kaum hawa memang dikenal gemar berbelanja. Alasannya bermacam-macam. Mulai dalih merasa butuh, ada diskon hingga segudang alasan lainnya. Tapi, adakalanya setelah berbelanja, Anda mulai menengok tumpukan tas belanja atau tumpukan paket kiriman dari online shop yang teronggok di rumah sambil bergumam, “Kok banyak, ya? Memangnya aku butuh semua ini?” Dan seketika, perasaan menyesal pun datang bertubi-tubi.
Kalau Anda pernah mengalami hal tersebut, Anda tidak sendirian. Ada banyak sekali orang di luar sana yang juga kerap merasa menyesal setelah membeli berbagai barang yang sebenarnya tidak begitu penting. Dalam istilah psikologi ini dinamakan dengan Buyer’s Remorse.
Menurut Art Warkman, Ph.D, seorang profesor psikologi asal Universitas Texas, Amerika Serikat. Ada dia emosi yang berperan menciptakan efek Buyer’s Remorse. Pertama adalah emosi ingin menghindar (avoidance motivational system). Emosi ini membuat seseorang enggan berpikir tentang efek buruk dari keputusan Anda berbelanja.
Kedua adalah emosi pendekatan (approach system). Emosi ini akan membuat Anda lebih fokus pada hal yang Anda inginkan. Inilah akhirnya yang membuat Anda membeli benda yang Anda mau, bukan yang Anda butuh. Lalu, bagaimana cara menghindarinya?
- Ubah Tujuan
Sebelum membeli sesuatu, coba Anda pikirkan apa motivasi terbesar Anda membelinya. Apakah Anda memang butuh? Atau hanya sekadar ingin membeli agar terlihat keren di mata orang lain. Jika poin kedua adalah alasannya, maka sebaiknya Anda mulai berpikir untuk mengganti tujuan belanja Anda. Anda mungkin bisa terlihat keren dengan cara lain. Misalnya saja, berbelanja sesuatu yang bisa dijadikan investasi seperti emas.
- Hargai Semua Benda yang Anda Miliki
Membeli sesuatu yang sebenarnya sudah Anda miliki adalah sebuah kebiasaan yang lumrah. Anggaplah Anda sudah punya 5 pasang sepatu. Tapi ketika Anda melihat sepatu lain, timbullah keinginan Anda untuk memilikinya. Biasanya, setelah melihat sepatu baru ini, pesona lain dari sepatu-sepatu lama Anda akan mulai memudar. Anda mungkin mulai berpikir bahwa sneakers Anda sudah ketinggalan zaman atau sepatu high heels Anda tidak cocok dipakai ke acara kawinan dan alasan lain yang sebenarnya hanya dibuat-buat.
Untuk menghindari hal semacam ini, bangunlah emosi dengan semua benda yang Anda punya layaknya membangun emosi dengan manusia. Anggaplah sepatu-sepatu Anda adalah teman yang setia menemani Anda ke manapun. Bangun emosi jangka panjang pada barang-barang Anda. Dengan begitu, Anda tidak akan lekas bosan apalagi buru-buru membeli sepatu baru hanya karena ingin.
- Berpikir Kreatif
Di antara sekian banyak produk konsumtif yang dijual di pasaran, umumnya tidak akan berubah banyak dibandingkan versi teranyarnya. Model tas dari brand A tahun ini, tidak akan jauh berbeda dari desain tahun lalu. Karena itu, tidak perlu memaksakan diri membeli sesuatu hanya karena Anda takut dianggap ketinggalan zaman.
Agar tidak terkesan kuno, belilah item-item yang sifatnya timeless. Baju-baju dengan desain yang simpel atau tas-tas yang multifungsi. Padu padankanlah sesuai dengan kreativitas Anda. Tidak perlu merasa malu karena tidak memiliki edisi terbaru jam tangan dari brand kesukaan Anda. Kadang, sesuatu yang klasik itu jauh lebih menarik daripada yang kontemporer.
Salah satu contoh item klasik yang masih menarik sampai saat ini adalah emas. Selain tidak lekang oleh waktu, nilai emas juga akan selalu naik sepanjang tahun. Ingin beli dalam bentuk perhiasan atau dalam bentuk tabungan emas, pilihannya ada di tangan Anda.