Shibarium Shiba Inu versi testnet segera diluncurkan tahun ini juga, sebut Unification Foundation, perusahaan pembuat blockchain beberapa waktu lalu. Jadwal pasti belum ditentukan.
Unification Foundation mengumumkan itu melalui Medium, bahwa teknologi mirip blockchain, Layer 2, yakni Shibarium akan segera diujicoba. Walaupun yang akan diuji adalah versi testnet, langkah itu satu kemajuan yang paling dinanti oleh para Shiba Army.
“Kami masih melanjutkan pengembangan Shibarium, teknologi Layer 2 dalam kemitraan kami dengan Shib Army. Ini memungkinkan transaksi cepat berbiaya rendah yang dioptimalkan untuk bermain game. Meskipun skala proyek belum memungkinkan untuk merilis jadwal yang pasti, versi kedua dari private testnet Shibarium sudah aktif,” sebut Unification Foundation.
Sebelumnya, seorang pengembang blockchain anonim “Eric” di Discord mencoba meyakinkan publik, bahwa teknologi untuk transaksi kripto itu segera diujicoba dalam skala privat sesegera mungkin.
Hal itu menyusul catatan Ryoshi, pengembang Shiba Inu, bahwa Shibarium sedang dikembangkankan lebih lanjut selaras dengan road map.
Apa Itu Shibarium Shiba Inu?
Shibarium adalah nama yang disematkan untuk sistem transaksi seperti blockchain yang ditempatkan di atas blockchain Ethereum. Lazim teknik ini disebut solusi Layer 2 agar transaksi tidak secara langsung menggunakan blockchain Ethereum itu (Layer 1). Proses transaksi dilakukan secara berlapis. Pertama, transaksi digelar di Layer 2 dan kedua, dengan final settlement tercatat di Layer 1 juga secara permanen.
Patut dicatat bahwa ini bukanlah teknologi baru, mulai marak sejak 2 tahun terakhir dan serupa dengan protokol Lightning Network yang digunakan terpadu dengan blockchain Bitcoin dan Litecoin.
Dalam konteks token, tujuannya adalah agar transaksi lebih cepat dan murah dibandingkan menggunakan blockchain Ethereum secara langsung.
Hanya saja, di Shibarium, native token yang digunakan bukanlah SHIB seperti yang diharapkan, melaikan token lain yakni BONE. Menurut Ryoshi, SHIB memang tidak digunakan sebagai native token, agar tidak ada konsentrasi kepemilikan SHIB.
Token BONE sendiri adalah token tata kelola asli (native governance token) ShibaSwap, yakni sebuah decentralized exchange (DEX) yang diluncurkan tahun lalu.
BONE digunakan dalam di DEX itu untuk memfasilitasi likuiditas, staking, dan swapping, sebagai pelengkap token SHIB. Pemegang BONE dapat berpartisipasi dalam tata kelola untuk memutuskan bagaimana platform berfungsi.
Menanti Metaverse Shiba Inu
Selain teknologi Layer 2 itu, Shiba Army juga menantikan metaverse di ekosistem Shiba Inu, yakni Shiberse. Metaverse, yang pada prinsipnya sebuah game ini, akan menggabungkan karakter 3 dimensi anjing Jepang itu dengan NFT (non-fungible token) yang sudah diterbitkan beberapa bulan lalu di ShibaSwap.
Perpaduan metaverse dan Shibarium kelak bisa jadi menjadi pembetot utama kenaikan nilai dan harga SHIB, walaupun harus menjawab tantangan persaingan dengan pemain lain, seperti Decentraland dan The Sandbox.
Belum lagi perlu direspons lebih jelas terhadap perkembangan Dogecoin, karena Vitalik Buterin mengakui membantu Dogecoin Foundation dalam persiapan beralih ke sistem Proof-of-Stake (PoS).
Harga SHIB saat ini, seperti kripto lain masih dalam posisi tertekan jika dibandingkan dengan harga tertinggi sepanjang masanya. Dengan harga SHIB ketika artikel ini ditulis, yakni US$0,00002896 per SHIB, lambat lain rasionya merendah menjadi 67 persen. Sebelumnya di titik terendah sempat 80 persen.
Sumber: Blockchainmedia.id