Financial distress sebenarnya merupakan kondisi keruangan yang berhubungan dengan sebuah perusahaan. Diartikan secara bahasa sebagai ketidakcukupan keuangan, financial distress ini terjadi ketika sebuah perusahaan atau individu tidak bisa memperoleh pendapatan yang mencukupi. Efeknya, perusahaan atau orang tersebut tidak bisa menunaikan apa yang menjadi kewajibannya. Financial distress dianggap sebagai salah satu penyebab utama kebangkrutan, tidak hanya pada perusahaan tapi juga individu.
Kondisi ini biasanya disebabkan oleh biaya yang melonjak tinggi. Memiliki aset non likuid atau penghasilan yang menurun akibat kondisi ekonomi yang memburuk. Bagi individu, financial distress dapat disebabkan oleh budgeting yang buruk, pengeluaran yang terlalu banyak, kehilangan pekerjaan atau punya beban utang yang tinggi melebihi pendapatan yang diperoleh.
Jenis-jenis Financial Distress
Financial distress sendiri bisa dialami oleh siapa saja dan dapat terjadi dalam berbagai bentuk antara lain:
- Kegagalan ekonomi atau economic failure di mana penghasilan yang diperoleh oleh sebuah perusahaan tidak cukup untuk menutupi beban biaya termasuk modal dan biaya operasionalnya
- Kegagalan bisnis atau business failure. Kondisi ini terjadi ketika sebuah perusahaan terpaksa menghentikan semua kegiatan operasionalnya untuk mencegah kerugian yang lebih parah
- Kebangkrutan teknik atau technical insolvency. Situasi di mana perusahaan tidak mampu memenuhi kewajibannya yang sudah jatuh tempo
- Kepailitan dalam kebangkuran atau insolvency in bankruptcy. Kondisi di mana sebuah perusahaan memiliki jumlah nilai buku seluruh total kewajibannya lebih dari nilai aset pasar perusahaan
- Kebangkrutan hukum atau legal bankruptcy. Kondisi ini terjadi ketika sebuah perusahaan tidak sanggup membayar utang-utangnya dan dinyatakan bangkrut secara hukum
Penyebab Financial Distress
Secara umum, financial distress dapat terjadi karena tingginya pengeluaran, banyaknya aset non likuid serta perencanaan keuangan yang salah. Bagi sebuah perusahaan, financial distress dapat terjadi karena:
- Target penjualan yang tidak tercapai
- Pengelolaan arus kas yang buruk
- Banyak produk tidak laku
- Perputaraan karyawan terlalu tinggi
- Overbudgeting
- Penyalahgunaan aset oleh pihak yang tidak bertanggung jawab
- Kenaikan harga bahan baku
- Adanya perubahan kebijakan dari pemerintah.
Pada individu atau perorangan, financial distress umumnya terjadi karena:
- Kehilangan sumber pendapatan (bisa karena PHK atau bangkrut)
- Pengeluaran yang terlalu tinggi
- Utang yang terlalu banyak
- Perencaaan keuangan yang salah.
Gejala Financial Distress
Financial distress umumnya menunjukkan sejumlah gejala yang jika diperhatikan, Anda sebenarnya bisa mengetahuinya sesegera mungkin. Gejala financial distress pada perusahaan antara lain adalah:
- Margin keuntungan sedikit
- Sulit mencapai titik impas
- Tidak tercapainya target penjualan
- Tidak mampu melunasi atau membayar utang
- Pembeli tidak datang untuk melakukan pembelian kembali.
Seorang individu mungkin mengalami financial distress dengan kondisi sebagai berikut:
- Tidak pernah melacak keuangan
- Tidak punya dana darurat, asuransi apalagi tabungan
- Setiap bulan hidupnya selalu pas pasan
- Sering terpaksa berutang baik kepada keluarga maupun teman
- Jumlah utang lebih dari 30% pendapatan bulanan
- Mengalami kesulitan membayar utang atau cicilan tepat waktu.
Dengan mengamati sejak awal gejala-gejala di atas, Anda bisa melakukan sejumlah pencegahan agar perusahaan atau Anda pribadi tidak mengalami kebangkrutan.
Salah satu cara yang bisa Anda lakukan untuk mencegah terjadinya financial distress adalah dengan melakukan pengelolaan keuangan secara tepat. Buat anggaran bulanan dan jangan sampai lupa menabung dan berinvestasi. IndoGold bisa jadi pilihan terbaik untuk Anda yang ingin menabung sekaligus berinvestasi demi mencegah risiko terjadinya financial distress.